Saturday, May 2, 2009

patologi - melanoma maligna

2.1 DEFINISI

Melanoma Malignan merupakan tumor ganas kulit berasal dari sistem melanositik kulit yang menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu singkat. Diantara kanker kulit, melanoma maligna merupakan kanker kulit yang paling ganas. Tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah ke alat-alat dalam, serta dapat menyebabkan kematian.

2.2 PENYEBAB

Setiap penyakit pasti ada penyebabnya, baik penyebab yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari lingkungan. Begitu pula dengan melanoma maligna. Secara umum, penyakit ini disebabkan oleh transformasi maligna dari sel-sel melanosit yang bisa bermetafase. Adapun faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan transformasi tersebut sehingga menjadi melanoma maligna, diantaranya adalah :

1) Faktor genetik sesorang yang pernah mengalami penyakit ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menurunkan kepada keluarganya.

2) Faktor fenotip, melanoma sangat lazim dalam individu berkulit kuling langsat keturunan Eropa Utara yang tinggal di Australia dan area lain yang dekat dengan khatulistiwa atau dengan kata lain, melanoma lebih beresiko pada individu dengan fenotip mata biru, kulit terang, serta rambut merah atau pirang.

3) Faktor paparan sinar matahari individu cenderung beresiko terkena penyakit ini, jika telah mengalami serangan lepuhan akibat serangan sinar matahari sebanyak berkali-kali sebelum berusia 20 tahun.

2.3 KLASIFIKASI DAN STADIUM

A. Klasifikasi

Secara umum, melanoma maligna dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu melanoma maligna lentigo, melanoma maligna yang menyebar superficialis, melanoma maligna nodular, dan acral lentiginous melanoma.

1) Melanoma maligna lentigo, biasanya timbul pada orang tua dalam area yang terpapar sinar matahari, seperti wajah dan leher. Lentigo maligna jarang mempunyai fase pertumbuhan vertikal yang bermakna, tetapi membesar pertumbuhan radial dan mempunyai potensi metastatik yang rendah.

2) Melanoma yang menyebar superficialis. Melanoma ini timbul dalam kelompok usia lebih muda daripada lentigo maligna, tidak mempunyai predeposisi ke area terpapar ke sinar invasi vertikel.

3) Melanoma nodular tampil 20% dari semua melanoma. Melanoma ini umumnya tak ada bukti pertumbuhan radial atau intraepidermis dan biasanya ia mempunyai komponen pertumbuhan vertikel yang luas.

B. Stadium

Perkembangan sistem penentuan stadium mikro Clark telah banyak menambah pemahaman kita atas patogenitas dan prognosis pasien melanoma maligna. Menurut Clark, melanoma maligna terbagi atas :

1) Stadium 0 : Melanoma tingkat I Clark (Melanoma in situ) seluruhnya terdapat dalam epidermis. Ia sering dinamai sebagai melanoma in situ karena lamina basalisnya utuh. Ia juga terkadang dinamai sebagai hiperplasia melanotik apitik, yang menekankan sifat jinaknya.

2) Stadium I : Melanoma tingkat II Clark (invasive melanoma)menginvasi stratum papilare dermis, tetapi tidak melewati. Kemungkinan sembuhnya berkisar 85-95%.

3) Stadium II : Melanoma tingkat III Clark (high risk melanoma) menginvasi melewati pertemuan stratum papilare dan retikulare dermis. Kemungkinan untuk bisa sembuh dari stadium ini kemungkinan sembuh 40-85%.

4) Stadium III : Melanoma tingkat IV Clark (regional metastasis) mempenetrasi ke dalam stratum retikulare dermis. Kemungkinan untuk sembuhnya 25-60%.

5) Stadium IV : Melanoma tingkat V Clark (distant metastasis) menembus kedalam jaringan sub kutis. Kemungkinan sembuh berkisar 9-15%.

2.4 TANDA-TANDA KEGANASAN DINI DAN KEADAAN PRAKANKER

Kulit merupakan bagian dari tubuh manusia yang paling mudah dilihat dan diraba. Selain penyakit-penyakit yang khusus ditemukan di kulit, kulit juga merupakan cermin dari terjadinya proses-proses di alat-alat dalam. Oleh karena itu, bagi seseorang lebih-lebih mereka yang berkecimpung dalam bidang kesehatan; khususnya seorang dokter, "mencurigai" terhadap adanya setiap pertumbuhan kulit itu sangat penting. Kepentingan ini sangat menonjol bila yang tumbuh/terlihat merupakan keganasan. Dengan dasar "curiga" ini hendaknya pikiran kita ditujukan kearah kerjasama antara beberapa ahli yang erat hubungannya dengan keganasan seperti ahli-ahli patologi anatomik, sitologik, bedah (plastik onkologik), radiologik, dermatologik, kemoterapeutik dan imunologik, dengan tujuan utama: kepentingan penderita dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran. Dalam menghadapi kasus keganasan dini sangat diperlukan pengetahuan dasar yang cukup luas, kesabaran dan ketelitian para dokter. Pekerjaan yang memerlukan ketekunan akan menjadi ringan apabila masyarakat sebagai pihak yang sangat berkepentingan dapat diikut sertakan. Diagnosis. dini dan pengobatan yang tepat akan dapat memberikan penyembuhan 100%, sehingga terpenuhilah motto: "Diagnosis dini merupakan kunci keberhasilan pengobatan dan memperpanjang hidup."

2.4.1 Tahi Lalat

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala / wajah , leher, pinggang. Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu :

A : Asymetri , artinya bentuknya tidak simetris, tidak bulat.

B : Border irregularity, artinya tahi lalat bagian pinggirnya tidak beraturan.

C : Color Variation , artinya warna tahi lalat tidak satu warna. Biasanya yang normal warnanya hitam, pada kasus ini diantara warna hitam ada kecoklatan atau warna hitamnya tidak homogen.

D : Diameter , atau ukuran tahi lalat lebih besar dari 6 mm

2.4.2 Keganasan kulit

Stadium dini sangat sulit dibedakan dengan tumor jinak, oleh karena itu hendaknya kita curiga dan waspada akan keganasan bila menghadapi tanda-tanda sebagai berikut:

1. rasa gatal/rasa sakit

2. perubahan warna (bertambah gelap atau bertambah

pucat)

3. ukurannya membesar

4. pembesarannya tak merata

(irregular)

5. permukaannya tak rata

6. trauma

7. perdarahan; walaupun ringan dengan sentuhan yang

tidak adekuat (sepadan)

8. borok (ulserasi) yang tak sembuh-sembuh.

2.5 PENGOBATAN KANKER

Hingga saat ini pengobatan kanker kulit adalah dengan cara operasi dengan batas-batas sayatan yang sudah ditentukan sesuai dengan jenis kanker kulitnya.

Pengobatan dengan khemoterapi, hormonal terapi, imunoterapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Radioterapi juga tidak memberikan hasil yang baik, kecuali pada kanker kulit karsinoma basal sel ukuran kecil dan jenis tertentu yang kadang diberikan setelah operasi bila letak kankernya di daerah organ vital seperti dekat mata, agar mata masih dapat dipertahankan.

Bila kanker kulit sudah stadium lanjut dan merusak ke organ sekitar dimana dia tumbuh , maka operasinya adalah pengangkatan kanker beserta akar-akarnya dan organ yang sudah terserang, misalnya bila kanker pada telapak kaki sudah begitu besar maka bukan hanya kankernya saja yang diangkat, tetapi bagian atas kaki diatas kanker juga harus diamputasi. Seringkali kanker di daerah kepala dan leher terutama wajah memerlukan rekonstruksi setelah operasi karena defek yang ditimbulkan kanker begitu luas. Bila bola mata atau hidung sudah dimakan kanker, maka mata atau hidung tersebut juga harus dibuang.

Bila sudah menyebar ke kelenjar getah bening, maka kelenjar getah beningnya harus dibersihkan.

Dalam memilih cara pengobatan hendaknya diperhatikan :

1. lokalisasi dan hubungan dengan jaringan sekitarnya

(perlekatan dengan tulang rawan, otot, tulang, mata, lubang

alami dan lain-lain).

2. ukuran tumor

3. tipe histologik umur

4. keadaan umum (fisik) dan umur penderita

5. riwayat tumor (obat-obat yang pernah dipakai, residif dan

lain-lain)

6. fasilitas yang tersedia (dokter-dokter dan alat-alat).

7. sosial ekonomi penderita

8. pilihlah cara yang telah dikuasai dengan

cure rate yang

tertinggi

9. hendaknya dipertimbangkan kemungkinan -komplikasi yang

terjadi, lebih-lebih daerah muka.

GAMBAR

Foto 1. Secara klinik tampak skuamasi kasar dengan cekungan ditengah-tengah dan pigmentasi tidak homogen yang sesuai dengan tanda-tanda keganasan, akan tetapi secara histologik adalah nevus pigmentosus intra-dermal.

Foto 2. Kelainan di kelopak mata atas ini adalah basalioma dengan tanda-tanda klinik yang khas, dan secara histologik pun adalah basalioma.

Bab III

Kesimpulan

Kanker kulit di Indonesia kurang mendapatkan perhatian karena jarang menyebabkan kematian dan gangguan yang berarti sehingga cenderung diabaikan.

Melanoma Malignan merupakan tumor ganas kulit berasal dari sistem melanositik kulit yang menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu singkat. Diantara kanker kulit, melanoma maligna merupakan kanker kulit yang paling ganas. Ha1 yang diperkirakan sebagai faktor dalam mekanisme karsinogenesis Melanoma Malignan adalah faktor genetik dan Melanocytic nevi.

Stadium tumor ini sulit untuk dibedakan oleh karena itu, kita harus waspada jika mendapat gejala-gejala sebagai berikut rasa gatal atau sakit, perubahan warna, terdapat tahi lalat yang membesar dan perbesarannya tidak teratur, permukaan tidak rata, terdapat luka yang tidak sembuh-sembuh, terdapat trauma dan perdarahan.

Pengobatan kaker ini bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Pengobatan dengan khemoterapi, hormonal terapi, imunoterapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Bila kanker kulit sudah stadium lanjut dan merusak ke organ sekitar dimana dia tumbuh , maka operasinya adalah pengangkatan kanker beserta akar-akarnya dan organ yang sudah terserang. Bila sudah menyebar ke kelenjar getah bening, maka kelenjar getah beningnya harus dibersihkan.

DAFTAR PUSTAKA

» http://konsultasikesehatan.epajak.org/kanker/kanker-kulit-kanker-tahi-lalat-apa-ciri-cirinya-dan-bagaimana-pengobatannya-189/

» http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/bipkk/article/view/207/207

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03_TumorGanasDiniKulit.pdf/03_TumorGanasDiniKulit.html

No comments: