Saturday, April 21, 2012

antro - korelasi etnik dengan kesehatan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia sebuah negara yang terdiri dari banyak suku bangsa dengan latar budaya yang beragam dengan keanekaragaman tersebut akan menimbulkan variasi perilaku manusia. Itu berarti ada variasi perilaku kesehatan, baik yang menunjang kesehatan yang berefek positif pada masyarakat atau juga perilaku berefek negatif pada kesehatan yang terlihat dari banyaknya masalah kesehatan karena variasi budaya masyarakat. Setiap suku memiliki kebiasaan, baik dalam tingkah laku maupun pola makannya yang berbeda. Sebab setiap suku berbeda letak geografis, adat istiadat, dan gaya bahasanya, sehingga menyebabkan perbedaan yang menjadi ciri masing-masing suku. Meskipun dalam setiap suku tersebut pasti memiliki persamaan. Kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku (faktor terbesar). Perilaku setiap manusia berbeda-beda dan tidak menutup kemungkinan perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh kebiasaan di sukunya atau budayanya. Sebab suku merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang untuk melakukan sesuatu (predisposing factor). 1.2 Rumusan Masalah  Apa pengertian etnik dan kesehatan?  Apa korelasi antara suku/etnik dengan bidang kesehatan? Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Etnik dan Kesehatan Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya. Kelompok etnik adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi yang : a) Dalam populasi kelompok mereka mampu melestarikan kelangsungan kelompok dengan berkembang biak. b) Mempunyai nila-nilai budaya yang sama, dan sadar akan rasa kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya. c) Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri. d) Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Menurut Undang-undang RI No 23 tahun 1992, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial ekonomi. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. 2.2 Korelasi Suku/etnik dengan Bidang Kesehatan Korelasi suku/etnik dengan bidang kesehatan meliputi beberapa aspek, yaitu :  Letak geografis Letak dan wilayah penduduk juga mempengaruhi pola perilaku serta pola makan serta pola penyakit berdasarkan letak geografisnya. Daerah rural dan urban memiliki pola penyakit yang berbeda, gaya hidup yang berbeda termasuk permasalahan kesehatan yang berbeda pula. Selain itu, letak geografis yang berbeda dengan kondisi jalan, relief dan sebagainya menyebabkan perbedaan pula pada pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah tersebut. Kita dapat melihat fakta perbedaan pelayanan kesehatan di kota, misalnya di Jakarta, dengan didesa atau bahkan suku pedalaman lainnya. Dengan sulitnya dijangkau oleh orang lain, pendistribusian sarana kesehatan dan obat-obatanpun juga pasti tidak sebaik dikota, sehingga masalah kesehatan dapat banyak terjadi seperti banyaknya AKB dan AKI, sebab kurangnya tenaga kesehatan (bidan).  Adat istiadat (tradisi) Adat istiadat juga mempengaruhi kesehatan. Salah satu contohnya adalah tradisi buruk yang terjadi di daerah NTB. Masyarakat disana terbiasa melakukan persalinan dengan cara berjongkok, pengasapan ibu, ataupun kompres panas pada vagina. Hal ini menyebabkan demam nifas yang mengakibatkan kematian, sehingga angka kematian ibu didaerah itu menjadi yang tertinggi (pertama) di Indonesia.  Kepercayaan Setiap suku memiliki kepercayaan  Nilai – nilai Banyaknya nilai-nilai yang ada dimasyarakat juga mempengaruhi kesehatan. Untuk nilai-nilai yang menunjang kesehatan tentunya dipelihara, sementara nilai-nilai yang merugikan kesehatan harus dirubah. Contoh, pada suku tertentu yang sangat meninggikan nilai anak laki-laki, maka program keluarga berencana tidak berhasil pada keluarga yang belum memiliki anak laki-laki sekalipun baik secara kondisi kesehatan, jumlah anak yang sudah dimiliki maupun sosial ekonomi tidak menunjang. Bab III Kesimpulan  etnik berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.  Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara sosial ekonomi.  Korelasi suku/etnik dengan bidang kesehatan meliputi beberapa aspek, yaitu: Letak geografis, Adat istiadat (tradisi), Nilai – nilai. Daftar Pustaka  http://www.google.co.id/search?hl=id&q=%22kebiasaan+melahirkan+di+NTB%22&meta=  Ayubi Dian, dkk. Modul PKIP. 2006. UIN Jakarta Press.

No comments: